Jakarta, Kominfo Newsroom -– Tiga dari delapan program kerja 100 hari Kementerian Pendidikan Nasional RI telah mencapai target 100 persen, kata Mendiknas Mohammad Nuh dalam pertemuan dengan wartawan di Gedung Kemendiknas RI di Jakarta, Selasa (5/1).
Program pertama yang telah selesai adalah penyediaan internet secara massal di sekolah-sekolah. Dari target 17.500 sekolah, katanya, telah tercapai 18.358 sekolah atau melebihi target.
Hadir pada acara penjelasan kepada para wartawan itu di antaranya Sekjen Kemendiknas Dodi Nandika, Dirjen Dikti Fasli Jalal, Dirjen PMPTK Baedhowi, Dirjen Mandikdasmen Suyanto, Dirjen PNFI Hamid Muhammad dan Irjen Kemendiknas M. Sofyan Lakki.
Mohammad Nuh menyebutkan, dari 33 provinsi, terdapat dua provinsi yang belum mendapatkan tambahan koneksi internet, hal itu karena keterbatasan infrastruktur pendukung. Dua provinsi itu adalah Maluku Utara dan Papua Barat.
''Untuk dua provinsi ini kami akan memasukkannya dalam program khusus. Jadi tidak masuk dalam program 100 hari karena memang ketersediaan infrastruktur pendukungnya relatif terbatas,'' katanya.
Mendiknas Mohammad Nuh menambahkan, program lainnya yang telah selesai 100 persen adalah beasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) untuk 20.000 siswa SMA/SMK/MA berprestasi dan kurang mampu.
''Kemendiknas juga telah selesai menyusun dokumen Rencana Strategis Kemendiknas 2009-2014,'' katanya.
Sement era itu Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK), Kemendiknas, Baedhowi mengatakan, untuk melaksanakan program 100 hari, sejak Desember 2009 pihaknya mulai menyiapkan pelatihan bagi 30.000 kepala sekolah/pengawas dan menyusun kebijakan khusus bagi guru yang bertugas di daerah terdepan dan terpencil.
Terk ait sertifikasi guru, katanya, mulai tahun 2010, tunjangan profesi guru, terutama yang lulus sertifikasi kuota tahun 2007, 2008, dan sebagian 2009 akan ditransfer melalui dana alokasi umum (DAU).
''Jumlah sasaran untuk 386.641 guru yang akan dialokasikan ditransfer,'' katanya.
Sement ara itu Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Kemendiknas Suyanto mengatakan, alokasi dana untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2010 tidak mengalami kenaikan karena sudah dinaikkan cukup signifikan dari tahun 2009.
Dia menyebutkan, unit cost untuk SD kabupaten Rp 397 ribu, SD kota Rp 400 ribu, SMP kabupaten Rp 570 ribu, dan SMP kota Rp 575 ribu.
''Angka absolut BOS yang digelontorkan tetap naik akibat dari kenaikan jumlah siswa yang masuk SMP dari SD,'' katanya.
Menuru t Suyanto, untuk jenjang SMA dan SMK diberikan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM). Pada 2010 sasarannya adalah 2,1 juta siswa SMA sebesar Rp 189 ribu/siswa/tahun dan tiga juta siswa SMK Rp 360 ribu/siswa/tahun.
''Selain itu juga diberikan beasiswa untuk anak-anak yang kurang mampu tanpa memandang prestasi bagi 1,8 juta siswa SD, 751 ribu siswa SMP, 248 ribu siswa SMA dan 305 ribu siswa SMK,'' katanya dan menambahkan bahwa beasiswa juga diberikan kepada 211 ribu mahasiswa. (T.Ad/ysoel)
Program pertama yang telah selesai adalah penyediaan internet secara massal di sekolah-sekolah. Dari target 17.500 sekolah, katanya, telah tercapai 18.358 sekolah atau melebihi target.
Hadir pada acara penjelasan kepada para wartawan itu di antaranya Sekjen Kemendiknas Dodi Nandika, Dirjen Dikti Fasli Jalal, Dirjen PMPTK Baedhowi, Dirjen Mandikdasmen Suyanto, Dirjen PNFI Hamid Muhammad dan Irjen Kemendiknas M. Sofyan Lakki.
Mohammad Nuh menyebutkan, dari 33 provinsi, terdapat dua provinsi yang belum mendapatkan tambahan koneksi internet, hal itu karena keterbatasan infrastruktur pendukung. Dua provinsi itu adalah Maluku Utara dan Papua Barat.
''Untuk dua provinsi ini kami akan memasukkannya dalam program khusus. Jadi tidak masuk dalam program 100 hari karena memang ketersediaan infrastruktur pendukungnya relatif terbatas,'' katanya.
Mendiknas Mohammad Nuh menambahkan, program lainnya yang telah selesai 100 persen adalah beasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) untuk 20.000 siswa SMA/SMK/MA berprestasi dan kurang mampu.
''Kemendiknas juga telah selesai menyusun dokumen Rencana Strategis Kemendiknas 2009-2014,'' katanya.
Sement era itu Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK), Kemendiknas, Baedhowi mengatakan, untuk melaksanakan program 100 hari, sejak Desember 2009 pihaknya mulai menyiapkan pelatihan bagi 30.000 kepala sekolah/pengawas dan menyusun kebijakan khusus bagi guru yang bertugas di daerah terdepan dan terpencil.
Terk ait sertifikasi guru, katanya, mulai tahun 2010, tunjangan profesi guru, terutama yang lulus sertifikasi kuota tahun 2007, 2008, dan sebagian 2009 akan ditransfer melalui dana alokasi umum (DAU).
''Jumlah sasaran untuk 386.641 guru yang akan dialokasikan ditransfer,'' katanya.
Sement ara itu Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Kemendiknas Suyanto mengatakan, alokasi dana untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2010 tidak mengalami kenaikan karena sudah dinaikkan cukup signifikan dari tahun 2009.
Dia menyebutkan, unit cost untuk SD kabupaten Rp 397 ribu, SD kota Rp 400 ribu, SMP kabupaten Rp 570 ribu, dan SMP kota Rp 575 ribu.
''Angka absolut BOS yang digelontorkan tetap naik akibat dari kenaikan jumlah siswa yang masuk SMP dari SD,'' katanya.
Menuru t Suyanto, untuk jenjang SMA dan SMK diberikan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM). Pada 2010 sasarannya adalah 2,1 juta siswa SMA sebesar Rp 189 ribu/siswa/tahun dan tiga juta siswa SMK Rp 360 ribu/siswa/tahun.
''Selain itu juga diberikan beasiswa untuk anak-anak yang kurang mampu tanpa memandang prestasi bagi 1,8 juta siswa SD, 751 ribu siswa SMP, 248 ribu siswa SMA dan 305 ribu siswa SMK,'' katanya dan menambahkan bahwa beasiswa juga diberikan kepada 211 ribu mahasiswa. (T.Ad/ysoel)
0 komentar:
Posting Komentar