stilah pemimpin dalam bidang pendidikan atau educational leadership mengacu pada pemimpin di sekolah yang berusaha memadukan tiga kepentingan yang utama di sekolah. Kepentingan tersebut adalah kepentingan guru, kepentingan siswa dan kepentingan orang tua. Dimasa sekarang sekolah menghadapi tantangan yang sangat berat dikarenakan sekolah diharapkan bisa menjadi jawaban dari berubahnya jaman dan banyaknya sumber pengetahuan diluar sekolah.
Seth Godin seorang ahli perubahan dan kepemimpinan menyarankan 7 sifat yang membuat pemimpin mampu menghadapi tantangan di abad 21, saya akan coba mencari hubungan dengan dunia pendidikan.
- Challenge – Tantangan. Pemimpin yang baik memberi tantangan kepada komunitas sekolahnya. Tantangan disini tidak selalu dalam pengertian prestasi yang terukur, lulus UAN 100 persen misalnya. Walaupun hal tersebut juga bukan hal yang jelek tetapi mengapa tidak dicoba hal-hal lain. Sekolah bebas bullying, sekolah yang melek TIK atau mengefektifkan pembelajaran di kelas dengan perencanaan yang matang misalnya . Banyak hal yang bisa dijadikan tantangan, dan hanya pemimpin sekolah yang baik yang bisa membuat tantangan menjadi kenyataan. Terkadang terlalu tinggi menggantung standar juga akan berakibat tidak baik, hitunglah sumber daya dan keunggulan apa yang sekolah punyai. Baru kemudian tantangan atau target bisa dimulai dari sana. Ingat sukses yang besar dimulai dari sukses yang kecil-kecil
- Culture – Budaya. Pemimpin yang baik secara sadar menciptakan budaya. Budaya tepat waktu, bisa dimulai dari hal yang kecil, tidak terlambat saat memulai rapat, atau masuk sekolah. Budaya menghormati orang lain bisa dimulai dengan mematikan HP saat rapat sedang berlangsung dan tidak berbicara satu sama lain saat ada orang yang berbicara didepan podium. Hal-hal yang sederhana namun diterapkan secara terus menerus bisa dengan mudah menjadi budaya positip di sekolah. Jangan lupa memberi selamat atau reward kepada guru atau siswa yang mempraktekan kebiasaan yang baik.
- Curiosity – Ingin tahu. Pemimpin sekolah yang baik selalu ingin tahu. Selalu bertanya untuk segala kemungkinan yang terbaik. Jika ada guru atau siswa mengeluhkan mnegenai sesuatu hal, ia akan mengajarkan atau memberi contoh untuk mencari tahu apa yang mungkin bisa dilakukan sekaligus bersama-sama mencari jalan keluar. Memang sudah menjadi tugas pemimpin untuk menangani keluhan dari semua pihak, guru, siswa dan orang tua. Namun pemimpin yang baik bisa mendengarkan, memberi masukan sekaligus menyelesaikan dengan bijaksana.
- Charisma - Berkarisma. Karisma bukan hal yang wajib bagi pemimpin. Orang seperti Soekarno memang berkarisma, buat kita yang orang biasa, berharap mempunyai karisma seperti beliau nampaknya hanya mimpi. Semua pemimpin sebenarnya dengan gampang bisa mempunyai karisma, tergantung caranya memimpin.
- Communicate – Berkomunikasi. Pemimpin yang baik berbicara ‘dengan’ kita bukan berbicara’kepada’ kita. Merupakan sebuah hal yang berbeda bukan? Kedua istilah tersebut kelihatan sederhana. Namun terasa sekali bedanya. Ketika seorang pemimpinyang baik berbicara dengan staf, guru atau orang tua saat yang sama pemimpin menjadi pendengar yang baik, mau mengerti dan menempatkan harga diri rasa kepercayaan serta itikad baik terhadap orang lain diatas segalanya.
- Connect – Terhubung. Pemimpin disekolah yang baik selalu terkoneksi dengan semua orang. Dengan cepat orang lain bisa tahu apa yang sedang dikerjakan olehnya. Caranya bisa bermacam-macam dari berbicara didepan rapat mengenai apa yang dilakukannya, menulis di bulletin sekolah sampai menulis blog di internet. Tidak usah dengan artikel yang panjang dengan dot points saja sudah cukup untuk memberi kabar pada semua orang yang terlibat dengan pekerjaannya sebagai pemimpin.
- Commit – komitmen. Pemimpin yang baik menaruh komitmen yang tinggi terhadap kesejahteraan dan perasaan orang-orang disekitarnya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang, tapi pemimpin yang baik tahu apa masalah mandasar yang semua orang inginkan dan rasakan. Juga tidak melulu masalah penggajian. Sebab kadang persoalan gaji di sekolah swasta tergantung dengan kemampuan sekolah dan banyak nya siswa. Masih banyak cara mensejahterakan bawahan, persoalannya pemimpin yang baik tahu cara mencari benefit atau keuntungan lain yang bisa didapat oleh bawahannya dengan bekerja di sekolah yang ia pimpin.
0 komentar:
Posting Komentar